6Kenanga (Cananaga) Pohon kenanga termasuk tumbuhan yang biasa ditanam di perkarangan rumah atau di halaman rumah. Tumbuhan ini bisa menghasilkan minyak atsiri, dimana kandungan minyak terbanyak terdapat pada bunganya yang telah berwarna kuning tua. Minyak kenanga sendiri digunakan pada industri pewangi sabun.
Sehinggamenarik untuk melihat pelabuhan dan daerah ekspor migas mana yang telah menyumbang devisa untuk nasional. Sumber utama dari kilang minyak maupun kilang gas adalah sumur yang memproduksi minyak. Pada sumur tersebut dapat menghasilkan: (1) minyak mentah dan kondensate, atau (2) minyak mentah, kondensate , dan gas bumi, atau (3) dapat
hasilindustri dari daerah ini adalah semen di Lhoknga yang baru berproduksi tahun 1983 dan industri pupuk yang ada di Lhokseumawe. Dengan demikian, kegiatan ekspor non migas di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mempunyai peranan yang sangat penting dan dalam memperoleh devisa negara.
Vay Tiền Nhanh. – Salah satu komponen penting dalam kegiatan perdagangan internasional adalah cadangan devisa. Cadangan devisa dianggap penting karena bisa dipergunakan untuk membiayai defisit pada neraca pembayaran internasional. Dilansir dari buku Pengelolaan Cadangan Devisa di Bank Indonesia 2006 karya Dyah Virgoana, cadangan devisa adalah seluruh aset atau aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan setiap devisa biasanya digunakan untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran atau digunakan dalam rangka stabilitas moneter, yaitu dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga kestabilan nilai tukar. Karena bisa digunakan setiap waktu, maka cadangan devisa biasanya berupa kekayaan dalam bentuk mata uang asing yang mudah untuk diperjualbelikan atau dikonversikan. Baca juga Kearifan Lokal Definisi, Ciri-Ciri, dan Contohnya Bentuk-bentuk cadangan devisa Tidak hanya mata uang asing, cadangan devisa juga bisa berupa kekayaan dalam bentuk lain. Dalam buku Pengelolaan Cadangan Devisa di Bank Indonesia 2006 karya Dyah Virgoana, dijelaskan bentuk-bentuk devisa, yaitu Emas moneter Emas moneter merupakan persediaan emas yang dimiliki oleh otoritas moneter berupa emas batangan dengan persyaratan internasional tertentu, emas murni, dan mata uang emas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri. Emas moneter merupakan cadangan devisa yang tidak mempunyai posisi kewajiban finansial. Otoritas moneter yang ingin menambah cadangan emasnya bisa menempuh melalui dua cara, yaitu menambang emas baru atau membeli emas dari pasar. Special Drawing Rights SDR SDR merupakan fasilitas berupa alokasi dana yang diberikan oleh IMF kepada anggotanya. Fasilitas ini memungkinkan terjadinya penambahan atau pengurangan cadangan devisa negara-negara anggota. Tujuan utama diciptakannya SDR adalah untuk menambah likuiditas internasional. Baca juga Pasar Valuta Asing Konsep dan Fungsinya Reserve Position in the Fund RPF RPF adalah cadangan devisa dari suatu negara yang ada di rekening IMF. RPF berfungsi untuk menunjukkan posisi kekayaan dan tagihan suatu negara kepada IMF sebagai hasil transaksi negara tersebut dengan IMF. Valuta asing Valuta asing terdiri atas tiga komponen, yaitu uang kertas asing dan simpanan, surat berharga berupa saham, obligasi, penyertaan, dan instrumen pasar uang lainnya, serta derivatif keuangan. Sumber cadangan devisa Indonesia Sebagai salah satu negara yang aktif melakukan perdagangan internasional, Indonesia pastinya memiliki cadangan devisa. Cadangan devisa Indonesia diperoleh dari berbagai sumber. Dalam jurnal Analisis Neraca Perdagangan Migas dan Non Migas Indonesia terhadap Volatilitas Cadangan Devisa 2003-2013 2014 karya Haniyah Safitri dan kawan-kawan, dijelaskan bahwa sumber cadangan devisa Indonesia diperoleh melalui dua sumber, yaitu Dalam negeri Cadangan devisa Indonesia yang diperoleh dari dalam negeri, bersumber dari Hasil penjualan ekspor barang maupun jasa, seperti hasil ekspor karet, kopi, minyak, timah, tekstil, kayu lapis, ikan, udang, anyaman rotan, dan sebagainya. Sementara ekspor jasa meliputi uang tambang, angkatan, provisi dan komisi jasa perbankan, premi asuransi, hasil perhotelan dan industri pariwisata. Laba dari penanaman modal luar negeri, seperti laba yang ditransfer dari perusahaan milik pemerintah dan warga negara Indonesia yang ada di luar negeri. Hasil dari kegiatan pariwisata internasional, seperti uang tambang, angkutan, sewa hotel, dan uang panduwisata. Baca juga Kebijakan Moneter Definisi dan Tujuannya Luar negeri Cadangan devisa Indonesia yang diperoleh dari luar negeri, bersumber dari Pinjaman yang didapatkan dari negara-negara asing, badan-badan internasional, serta swasta asing, seperti pinjaman dari IGGI. Hadiah dan bantuan dari badan-badan PBB seperti UNDP dan UNESCO serta dari pemerintah asing. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
This study determines the effect of oil and gas exports, non-oil exports, foreign investment in Indonesia’s economic growth in 2000-2019. The data used is secondary data got from the Central Statistics Agency of Indonesia and Bank Indonesia. Data collection starts from 2000 to 2019. I process the data using the SPSS program. The results of the analysis show that oil and gas exports have a positive and significant impact on Indonesia’s economic growth in 2000-2019, non-oil exports have a positive and significant impact on Indonesia’s economic growth. In 2000-2019, foreign investment had a negative and insignificant effect on Indonesia’s economic growth in 2000-2019. Based on the F test, together, oil and gas exports, non-oil exports, and foreign investment have a significant effect on Indonesia’s economic growth in 2000-2019. Figures - uploaded by Martin Luter PurbaAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Martin Luter PurbaContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 40 ANALISIS PENGARUH EKSPOR MIGAS, EKSPOR NON MIGAS DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2000-2019 Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba3 Universitas HKBP Nommensen, Ekonomi Pembangunan, , Jl Sutomo No. 4 Medan sihombingmeilin6 jusmersihotang Martinpurba2006 ABSTRAK This study determines the effect of oil and gas exports, non-oil exports, foreign investment in Indonesia’s economic growth in 2000-2019. The data used is secondary data got from the Central Statistics Agency of Indonesia and Bank Indonesia. Data collection starts from 2000 to 2019. I process the data using the SPSS program. The results of the analysis show that oil and gas exports have a positive and significant impact on Indonesia’s economic growth in 2000-2019, non-oil exports have a positive and significant impact on Indonesia’s economic growth. In 2000-2019, foreign investment had a negative and insignificant effect on Indonesia’s economic growth in 2000-2019. Based on the F test, together, oil and gas exports, non-oil exports, and foreign investment have a significant effect on Indonesia’s economic growth in 2000-2019. INFORMASI ARTIKEL Dikirim 27 Juni 2021 Revisi Pertama 29 Juni 2021 Diterima 06 Juli 2021 Tersedia online 15 Agustus 2021 Kata Kunci Oil and Gas Exports, Non Oil and Gas Exports, Foreign Investment, Indonesia’s Economic Growth URL JEB Online Hal 40-51 ISSN 2714-5719 e-ISSN 2714-5727 Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 41 1. PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki keanekaragaman dan melimpahnya sumber daya alam yang terdiri dari banyak komoditas, dan memiliki potensi yang sangat besar untuk melakukan transaksi ekonomi dengan negara lainnya. Tingkat keberhasilan suatu negara dalam kegiatan perekonomiaanya dapat di lihat seberapa besar pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara tersebut. Pembahasan tentang pertumbuhan ekonomi sering sekali di dengar oleh masyarakat, sebab pertumbuhan ekonomi sangat penting bagi keberlangsungan masyarakat dan Negara. Bagi sebagian masyarakat pertumbuhan ekonomi memberikan dampak positif dan akan menimbulkan hasil yang baik bagi kesejahteraan masyarakat. “Pada tahap-tahap awal pembangunan ekonomi suatu negara pada umumnya pada neraca pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan ekonomi growth oriented.” Purba, Tobing & Hutabarat, 2012 Ketika impor lebih besar dari ekspor maka akan menyebabkan defisit terhadap neraca perdagangan, sebaliknya jika ekspor lebih besar dari impor maka mengalami surplus pada neraca perdagangan. Dalam perdagangan Internasional, ekspor di bedakan menjadi dua yaitu ekspor minyak dan gas Migas dan ekspor Non migas. “Perdagangan internasional adalah kegiatan memperdagangkan berbagai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara untuk dapat dijual ke luar negeri serta mendatangkan barang dan jasa dari luar negeri, kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan memenuhi kebutuhan dalam negeri” Razak & Indra, 2014. Ekspor sangat banyak diminati bagi pengusaha-pengusaha Indonesia. Tetapi ekspor juga memiliki banyak kendala, seperti banyaknya para pengusaha lebih memilih mengekspor barang mentah dari pada barang jadi karena mengkespor barang mentah sudah memiliki harga yang cukup tinggi. Indonesia hampir setiap tahunnya mengalami surplus dari ekspor. Ketika Indonesia mengalami surplus itu dikarenakan kenaikan harga barang yang akan di ekspor bukan karena pertambahan nilai tambah. Pertumbuhan nilai ekspor non migas setiap tahunnya meningkat disebabkan kenaikan jumlah ekspor dan harga di pasar internasional. Tetapi ekspor non migas juga mengalami kendala untuk meningkatkan ekspr non migas yaitu melemahnya permintaan ekspor non migas Indonesia di pasar internasional. Terdapat juga beberapa permasalahan yang menjadi kendala nagai ekspor migas Indonesia yaitu, banyaknya persaingan usaha, terbatasnya informasi tentang peraturan pasar ekspor, terbatasnya distribusi di daerah pedesaan, dan terbatasnya infrastruktur. Terdapat lima sektor non migas yang pertumbuhannya di atas lima persen yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian industri logam, industri karet dan industri kulit. Indonesia banyak melakukan ekspor berupa komoditas minyak dan gas ke berbagai negara dengan tujuan untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi Indonesia serta memperluas pasar dalam negeri maupun luar negeri. Sumber daya alam sangat penting di Indonesia karena sebagai salah satu modal pembangunan. Menurut Fauzi dalam penelitian Gandhi 2014 menyatakan bahwa “Selama lebih dari empat dasawarsa sumber daya alam sudah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bahkan pada masa orde baru sumber daya alam minyak, hutan dan sumber daya mineral menjadi ujung tombak dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia”. Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi Pasal 1angka 1 dalam Fajar 2013 Menyebutkan bahwa Minyak Bumi adalah hasil proses alami Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 42 berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan, tetapi tidak termasuk batu bara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi. Pengertian Gas Bumi menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi Pasal 1 angka 2 Menyebutkan bahwa “Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atsmofer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas Bumi. Novianingsih 2011 berpendapat “Ekspor akan secara langsung memberi kenaikan penerimaan dalam pendapatan suatu negara. Terjadinya kenaikan penerimaan pendapatan suatu negara akan mengakibatkan terjadinya kenaikan tingkat PDB. Dengan kata lain ekspor akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi.” Investasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jumlah uang yang dimiliki oleh perorangan atau perusahaan untuk memperoleh timbal balik di masa depan. Menurut Rostow bahwa “setiap usaha untuk tinggal landas mengharuskan adanya mobilisasi tabungan dalam dan luar negeri dengan maksud untuk menciptakan investasi yang cukup dalam kerangka mempercepat pertumbuhan ekonomi” Todaro, 2000. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi salah satu negara tujuan bagi investor untuk melakukan investasi yang berpotensi. Penanaman modal asing merupakan hal yang paling utama dalam perkembangan industri-industri, pembangunan setiap daerah dan pertumbuhan Indonesia. Penanaman modal asing langsung lebih mengutamakan daerah yang sudah memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat untuk melakukan pembangunan infrastruktur, sektor keuangan, pertumbuhan properti serta membuka lapangan pekerjaan, seperti di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Surabaya. Sementara itu, terdapat banyak sumber daya alam di berbagai daerah di Indonesia, akan tetapi masih ada masyarakat maupun pemerintah daerah tidak tau cara mengolah sumber daya alam tersebut dikarenakan sulitnya dalam memenuhi kebutuhan modal dan menarik para investor untuk melakukan pembangunan di setiap daerah guna meningkatkan perekonomian masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penanaman modal asing mendorong terciptanya usaha nasional yang benar bagi penanaman modal untuk memperkuat dan menyeimbangkan daya saing perekonomian dan mempercepat peningkatan penanaman modal. Dengan adanya pembangunan ekonomi artinya terdapat sebuah proses pembangunan yang melibatkan pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan beberapa perubahan seperti struktur ekonomi, perubahan kelembagaan. Hal ini sangat penting karena Indonesia merupakan negara berkembang yang umumnya mempunyai financial dan capital yang terbatas yang diperlukan untuk pembangunan ekonomi. Menurut Salim dan Budi dalam Rizky, Agustin, Muklis 2016 berpendapat bahwa “Penanaman modal asing merupakan transfer modal baik nyata maupun tidak nyata dari suatu negara ke negara lain atau pemindahan modal. Tujuan pemindahan modal ini digunakan di negara tersebut agar menghasilkan keuntungan di bawah pengawasan dari pemilik modal, baik total maupun sebagian.” Salah satu aspek penting dari Penanaman Modal Asing yaitu dampak potensi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Agar pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin meningkat maka hal yang dilakukan sebagai salah satu sumber dana dalam pembangunan Indonesia agar semakin berkembang kususnya berupa paket modal, keahlian manajemen, teknologi serta manfaat perdagangan internasional yang dilakukan oleh Indonesia dengan berbagai Negara. Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 43 Manfaat yang paling nyata masuknya investasi ke Indonesia adalah meningkatnya pendapatan negara melalui pajak, serta menciptakan hubungan yang lebih stabil antar dua negara atau lebih. Dengan demikian, investasi yang kondusif serta upaya pemerintah untuk terus-menerus berbenah diri, Indonesia akan menjadi negara tujuan investasi yang menjanjikan bagi para investor. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi, Ekspor Migas, Ekspor Non Migas, Penanaman Modal Asing Indonesia 2015 – 2019 Ekspor Non- migas Juta US$ Sumber Badan Pusat Statistik Indonesia Dan Bank Indonesia Data pertumbuhan ekonomi, ekspor migas, ekspor non migas, dan penanaman modal asing disajikan pada Tabel 1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2014-2015 dengan angka persen pada tahun 2014 dan persen pada tahun 2015, hal ini disebabkan karena anjloknya konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat yang masih sangat rentan terhadap kenaikan harga pangan, pada saat harga pangan naik tidak dapat mengangkat daya beli produsen atau petani. Namun pada tahun 2016-2019 pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga penigkatan tersebut menjadi acuan dan perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik. Angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 sebesar persen dan pada tahun 2019 sebesar ini tentunya di dukung oleh perbaikan kondisi masyarakat dengan terciptanya kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang lebih menyeluruh, inflasi yang lebih terkendali, sisi investasi yang meningkat, kontribusi dari pembangunan infrastruktur dan proyek pembangunan lainnya, dan dari sisi meningkatnya ekspor impor di Indonesia. Pada awalnya ekspor migas menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akan tetapi Tingkat ekspor migas juga mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Dari Tabel 1 di atas dapat di lihat ekspor Migas pada tahun 2014-2016 cenderung menurun yaitu dari US$ juta tahun 2014, kemudian menjadi US$ juta pada tahun 2015, hal ini disebabkan karena turunnya hasil ekspor migas di tengah-tengah cenderungnya penurunan harga minyak dan komoditas internasional, dan pada tahun 2016 menjadi US$ kemudian pada tahun 2017sebesar US$ sampai 2018 sebesar US$ mengalami peningkatan diakibatkan meningkatnya ekspor hasil minyak, ekspor minyak mentah, serta mingkatnya hasil gas. Pada tahun 2019 ekspor migas sebesar US$ Hal ini disebabkan semakin banyak negara-negara yang bergantung dari penerimaan minyak dan gas bumi. Sehingga Indonesia mengalami penurunan permintaaan dalam negeri. Anjloknya harga minyak dunia yang mencapai titik terendah pada tahun 1980-an juga mengakibatkan penurunan ekspor Migas. “Penurunan minyak dan gas dikarenakan target lifting minyak bumi produksi minyak yang siap jual penyebabnya hampir semua lahan merupakan sumur tua, sehingga secara natural mengalami penurunan produksi.” Pitoko, 2018. Sehingga pemerintah melakukan mengeluarkan kebijakan di bidang ekspor, sehingga memungkinkan Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 44 produsen untuk meningkatkan ekspor sektor non migas. Permasalahan yang paling mendasar terhadap terjadinya defisit migas yaitu kurangnya pembenahan komoditas migas mengakibatkan produksi yang terus menerus turun, tidak ada penambahan kapasitas kilang, naiknya harga minyak dunia, kurs rupiah terhadap dollar cenderung melemah. Selama beberapa tahun terakhir, ekspor non migas telah dapat menggantikan peran sektor migas. Sektor non migas telah menjadi komoditas andalan yang memberikan kontribusi yang besar dalam penerimaan devisa negara. Pada tabel menujukan data ekspor non migas pada tahun 2014-2016 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2014 sebesar US$ pada tahun 2015 sebesar US$ pada tahun 2016 sebesar US$ di karenakan depresiasi nilai tukar rupiah yang mengakibatkan daya beli turun, pengangguran naik, PHK akan terjadi dan kemiskinan yang miningkat.. Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar US$ pada tahun 2018 sebesar US$ lalu pada tahun 2019 sebesar US$ mengalami penurunan. Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam bidang ekspor memberikan dampak positif bagi produsen non migas untuk melakukan ekspor. Hasil komoditas non migas yang paling banyak di ekspor seperti batu bara, minyak sawit, pakaian jadi, besi/baja, kimia dasar organik, dan peralatan listrik. Dari tabel 1 juga dapat kita lihat bahwa dari tahun 2014-2019 yang paling banyak di ekspor adalah komoditas non migas. Pada Tabel 1 di atas dapat kita lihat bahwa Penanaman Modal Asing mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2014-2015 Penanaman Modal Asing mengalami peningkatan dari US$ menjadi US$ karena pada tahun 2004-2015 adanya kemudahan perizinan investasi untuk kegiatan dan kepentingan ekspor Indonesia. Tetapi pada tahun 2016 penanaman modal asing mengalami penurunan sebesar US$ kemudian mengalami peningkatan kembali pada tahun 2017 sebesar US$ dan mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar US$ lalu pada 2019 sebesar US$ mengalami peningkatan. Kondisi ekonomi beberapa negara-negara pesaing yang menawarkan berbagai kemudahan yang lebih menarik dan dana ekonomi di dalam negeri. 2. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengaruh Ekspor Migas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Indonesia memiliki hasil komuditas minyak dan gas yang besar, komuditas ini menjadi penopang bagi perekonomian Indonesia karena menjadi sumber daya unggulan. Ada banyak bentuk lain yang dapat di perdagangkan untuk melakukan perdagangan internasional, seperti ekspor. Melakukan perdagangan dengan negara lain dapat memperoleh keuntungan, yaitu dengan membeli barang yang harga nya lebih rendah dan dapat menjual keluar negeri dengan haranya yang tinggi. Perdagangan internasional sering muncul karena adanya perbedaan harga barang di berbagai negara. Pertumbuhan ekonomi memiliki banyak faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi seperti jumlah penduduk, jumlah stok barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Damanik 2017 menemukan bahwa Ekspor suatu negara bisa meningkat lebih cepat atau lebih lambat di bandingkan dengan rata-rata ekspor dunia di sebabkan oleh tiga alasan utama 1. Efek komposisi komoditas. Ekspor mungkin terkonsentrasi pada komuditas-komuditas yang permintaannya relatif elastis atau inelastis terhadap pendapatan. 2. Efek distribusi pasar. Ekspor mungkin terarah ke pasar-pasar yang berkembang lebih pesat lebih lambat di bandingkan dengan rata-rata dunia. Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 45 3. Efek daya saing. Ekspor mungkin lebih dapat kurang dapat bersaing dengan negara-negara pengekspor lain, baik karena pertumbuhan produktivitas lebih tinggi atau lebih rendah atau karena under eveluation mata uang domestik. Ekspor merupakan suatu cara bagi suatu negara untuk menjalankan penjualan komoditas baik migas dan non migas yang kita miliki kepada negara dengan ketentuan pemerintah dan mendapatkan manfaat untuk penambahan cadangan devisa. Sektor migas dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita. Sektor migas secara tidak lagsung juga dapat mempengaruhi penurunan tingkat kemiskinan. Pengaruh Ekspor Non Migas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sejak harga minyak dan gas semakin menurun serta semakin berkurangnya kapasitas sumber daya alam berupa Migas masalah yang dihadapi oleh Indonesia adalah terbatasnya pembiayaan terhadap pembangunan. Sehingga jalan keluar yang ditempuh oleh pemerintah yaitu dengan meningkatkan ekspor Non migas dalam pembiayaan pembangunan. Semakin meningkatnya ekspor non migas maka meningkatnya devisa, serta penyerapan tenaga kerja dan investasi juga semakin meningkat. Apabila jumlah penduduk yang semakin banyak maka akan menurunkan tingkat produktivitas sebab semakin banyak yang di konsumsi oleh masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi semakin rendah, tetapi jika jumlah penduduk sedikit dengan berlimpahnya kekayaan sumber daya alam maka tingkat produktifitas mayarakat pun meningkat sehingga mendatangkan investasi baru dan pertumbuhan ekonomi pun ikut meningkat. Ekspor non migas mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Salvatore dalam Doni, Sentosa, Aimon 2012 menjelaskan bahwa Perdagangan Internasional merupakan suatu kegiatan interaksi antar Negara yang akan menimbulkan timbal balik, terutama ekspor memiliki peranan yang sangat penting sebagai penggerak pendapatan nasional yang dapat meningkatkan devisa sebagai pendapatan pemerintah untuk membiayai impor dan pembangunan sektor-sektor ekonomi di dalam negeri. Perekonomian indonesia diharapkan mampu terus berkembang baik dari aspek ekonomi makro maupun ekonomi mikro. Perkembangan perekonomian indonesia saat ini akan sangat menentukan perkembangn dimasa depan. Perekonomian Indonesia masih dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal, selain itu fundamental yang berkaitan dengan kondisi internal. Pengaruh Penanaman Modal Asing PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hubungan antara PMA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ada banyak manfaat yang bisa kita peroleh dengan masuknya investasi asing ke Indonesia. Salah satunya adalah masuknya modal baru untuk membantu mendanai berbagai sektor yang kekurangan dana. Investasi asing asing telah banyak membuka lapangan pekerjaan dan telah banyak merekrut karyawan sehingga semakin berkurangnya pengangguran di Indonesia. Masyarakat juga telah banyak membuka UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah sehingga banyak para investor yang bekerja sama dengan para pembuka usaha UMKM. Adanya UMKM akan mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat dan para pengusaha dalam negeri dapat menjual atau memasarkan produknya ke pasar internasional. Selain itu, teknologi yang diberikan oleh investor asing juga semakin canggih untuk membantu para pengusaha di Indonesia. Dengan teknologiyang baru akan Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 46 sangat memudahkan masyarakat di berbagai sektor-sektor penting di Indonesia, sehingga Indonesia dapat bersaing dengan negara lain. Manfaat yang paling nyata dari masuknya investasi asing adalah meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Selain itu, menciptakan hubungan yang lebih stabil dalam lingkup perekonomian dua negara. Dengan cara investasi yang kondusif serta upaya pemerintah yang terus-menerus berbenah diri, Indonesia akan tetap menjadi negara tujuan investsi yang menjanjikan bagi para investor. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran teoritis merupakan pola pikir teori yang didasarkan pada teori-teori yang dibahas serta dikaitkan dengan beberapa hasil penelitian terdahulu. Untuk memperjelas pemikiran dalam penelitian ini, berikut gambar kerangka pemikiran yang skematis Gambar 1. Kerangka Pemikiran 3. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan untuk menganalisis adalah Analisis Pengaruh ekspor migas dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2000-2019. Analisis kuantitatif adalah teknik analisis yang akan menjelaskanhubungan variabel-variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan modelregresi linier berganda. Adapun persamaan regresi linier berganda tersebut, adalah sebagai berikut Ln i = 1, 2,3.., n,.......................... Keterangan = Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia % α = Intercept β1, β2, β3 = Koefisien regresi X1 = Ekspor Migas US$ X2 = Ekspor Non Migas US$ X3 = Penanaman Modal Asing US$ εi = Galat error term 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan Tabel 2, model persamaan regresi dalam penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut LnY = -0,806 + + ˗ Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 47 Tabel 1. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients a. Dependent Variable LnY Sumber pengolahan data sekunder 1. Konstanta Berdasarkan hasil estimasi data dalam model regresi terdapat nilai konstanta sebesar -0,806. Nilai konstanta bernilai negatif menggambarkan pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan sebesar 0,806%, apabila ekspor migas, ekspor non migas dan penanaman modal asing adalah nol/konstan. 2. Pengaruh Ekspor Migas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Persamaan regresi menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel ekspor migas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu sebesar 0,193. Artinya jika tingkat ekspor migas naik sebesar 1% maka akan meningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,193%. Hal ini sesuai dengan harapan teoritis dan sesuai dengan harapan statistik dimana ekspor migas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan hasil analisis model estimasi dapat diketahui bahwa ekspor migas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,046α=0,05. Dengan demikian H0 diterima H1 ditolak, artinya ekspor non migas berpengaruh positif dan siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 4. Pengaruh Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Persamaan regresi menunjukkan bahwa koefisien regresi variabel penanaman modal asing memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu sebesar -0,124. Artinya jika tingkat penanaman modal asing naik sebesar 1% maka akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar Berdasarkan hasil analisis model estimasi dapat diketahui bahwa penanaman modal asing memiliki nilai signifikansi sebesar 0,057>α=0,05. Dengan demikian H0 diterima H1 ditolak, artinya penanaman modal asing berpengaruh negatif dan tidak siginifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pembahasan Pengaruh Ekspor Migas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hasil regresi mendapatkan nilai koefisien sebesar 0,193 dengan nilai thitung bernilai 2,964 dengan signifikansi data sebesar 0,009. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa setiap peningkatan ekspor migas di Indonesia akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini sesuai dengan teoritis dan sesuai dengan harapan Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 48 statistik. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriyani 2019 menyatakan bahwa Ekspor migas pengaruh yang positif terhadap output dan pertumbuhan ekonomi. Secara parsial ekspor migas memengaruhi pertumbuhan ekonomi hal ini dikarenakan Ekspor Migas merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan seluruh Negara di dunia, sumber daya alam penghasil energi yang teridentifikasi memiliki unsur senyawa yang kompleks sehingga memperoleh manfaat yang optimal. Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah salah satunya ekspor migas. Ekspor merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mendapatkan keuntungan. Jika ekspor meningkat maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Faktor harga minyak dunia yang mengalami tren kenaikan membuat Indonesia menggunakan kesempatan ini untuk memperoleh keuntungan tak terduga atas ekspor produk migas yang meningkat disebabkan oleh peningkatan pada pertumbuhan ekonomi. Pengaruh Ekspor Non Migas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berdasarkan hasil pengolahan data, maka didapatkan nilai koefisien regresi sebesar 0,153 dengan nilai thitung sebesar 2,160 dan signifikansi data sebesar 0,046. Sehingga dapat diketahui bahwa pengaruh antara ekspor non migas dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah positif dan signifikan. Hal ini sesuai dengan teoritis dan sesuai dengan harapan statistik. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Damanik 2018 yang menyatakan bahwa Ekspor non migas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan regulasi yang berpihak terhadap ekspor non migas, seperti ikan, kayu, daging, tembakau dan produk lainnya. Sehingga produk-produk di ekspor lebih banyak dan kondisi tersebut mampu mendorong perekonomian ke arah lebih baik. Berdasarkan hasil ini menunjukkan betapa pentingnya ekspor untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Purba dan Nababan 2019 menyatakan jika terjadi guncangan yang diakibatkan oleh ekspor netto yang akan direspon negatif oleh PDB Indonesia yang dampaknya akan hilang pada periode ke sepuluh. Pendapat ini menegaskan hasil penelitian ini bahwa ekspor yang terguncang akan menyebabkan tidak terjadinya pertumbuhan ekonomi. Pengaruh Penanaman Modal Asing PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Hasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa secara individu penanaman modal asing memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan. Dengan nilai koefisien sebesar -0,124 dengan nilai thitung -2,053 dan nilai signifikan 0,057. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan investasi yang tinggi tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Setiawan 201911 yang menyatakan bahwa Variabel penanaman modal asing dalam jangka pendek berpengaruh positif dan tidak signifikan, sedangkan dalam jangka panjang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Keterkaitan antara penanaman modal asing secara teori PMA berpengaruh positif terhadap pembangunan ekonomi pada khususnya pada negara tuan rumah lewat beberapa jalur lewat pembangunan pabrik-pabrik baru, yang berarti juga menambah output atau PDB, dan kesempatan kerja, adanya pabrik-pabrik baru berarti adanya permintaan barang-barang dalam negeri atas barang-barang modal, barang setengah jadi, bahan baku dan input-input lainya, peningkatan kesempatan kerja akibat adanya pabrik-pabrik baru tersebut berdampak positif bagi ekonomi domestik lewat sisi permintaan Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 49 peningkatan kesempatan kerja, menambah kemampuan belanja masyarakat dan selanjutnya meningkatkan permintaan di pasar dalam negeri. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adam 2019 yang menjelaskan bahwa “Variabel penanaman modal asing PMA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama kurun waktu pengamatan 1988-2017. Disebabkan karena kurang optimalnya pemerintah dalam menciptakan situasi yang kondusif bagi para investor asing untuk menanamkan modalnya”. Dalam sebuah periode perekonomian penanaman modal asing bisa bertanda positif dan negatif. Penanaman modal asing bertanda positif dikarenakan kegiatan investasi memungkinkan masyarakat untuk terus meningkatkan kegiatan ekonomi seperti meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Investasi asing juga akan memperbanyak prasarana dan teknologi Indonesia, memiliki sumber daya alam yang baru untuk meningkatkan lapangan pekerjaan, serta industri yang semakin maju. Penanaman modal asing bertanda negatif dikarenakan Sulitnya aturan- aturan investasi di Indonesia sehingga para investor mengalami kesulitan dalam mendapatkan perizinan, kurangnya pembenahan administrasi perpajakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap perubahan sistem perpajakan secara menyeluruh. Peraturan daerah yang tidak sejalan dengan pemerintah pusat, kemudian banyak peraturan yang tumpang tindih, membutuhkan waktu yang lama, birokrasi yang rumit, dan kurangnya ketenagakerjaan yang kurang kompeten. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian terhadap variabel penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut 1. Ekspor migas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2000-2019. Hal ini berarti setiap peningkatan ekspor migas akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2. Ekspor non migas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2000-2019. Hal ini berarti setiap peningkatan ekspor migas akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 3. Ekspor penanaman modal asing memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2000-2019. Hal ini berarti setiap peningkatan penanaman modal asing akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 4. Berdasarkan uji F variabel ekspor migas, ekspor non migas, penanaman modal asing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2000-2018. 5. Berdasarkan uji kebaikan suai koefisien determinasi R2, maka 67,7% keragaman variabel tak bebas dapat dijelaskan oleh variabel bebas, dan sisanya 32,3% dapat dijelaskan diluar model yang belum diteliti misalnya, inflasi, jumlah uang beredar, kurs, utang luar negeri. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas hal yang perlu disarankan sesuai dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut 1. Melihat besarnya ekspor migas terhadap pertumbuhan ekonomi, maka diharapkan pemerintah lebih menjaga perkembangan sumber daya alam dan mencari cadangan minyak dan gas baru, menjaga umur cadangan migas adalah untuk meningkatan kegiatan eksplorasi, pemerintah diharapkan dapat mengelola bahan mentah menjadi barang jadi agar dapat meningkatkan harga jual di pasar internasional. Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 50 2. Untuk meningkatkan ekspor non migas Indonesia diharapkan produk- produk yang dihasilkan memiliki daya saing yang kuat dan memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk yang dihasilkan dari negara lain. Perluasan pasar juga perlu ditingkatkan supaya produk yang dihasilkan dapat dikenal oleh berbagai pasar internasional, pemerintah perlu memperhatikan pemasaran produk non migas dengan rancangan pembinaan secara teratur agar masyarakat dapat menghasilkan produk- produk yang lebih berkualitas, dapat meningkatkan kualitas dari non migas, seperti lebih mengutamakan penjualan bahan jadi ke berbagai negara agar harga dari penjualan ekspor non migas semakin tinggi, dan dapat lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan adanya upaya-upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nasional. 3. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia salah satu upaya adalah dengan pendidikan agar para tenaga kerja memiliki kemampuan, keterampilan dan pengetahuan dalam menciptakan inovasi dan kreatifitas seperti dalam bidang teknologi agar lebih dapat menarik banyak investor, prosedur perizinan investasi yang lebih mudah dan cepat agar investasi di Indonesia semakin maju dan meningkat, dapat menarik investasi asing dengan cara menciptakan iklim investasi yang aman dan mendukung. Sehingga diharapkan nilai penanaman modal asing PMA dapat semakin meningkat dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Adam, Wiranti. 2019. Pengaruh Utang Luar Negeri Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Negeri Gorontalo. Andriyani, Marsha. T. 2019. Pengaruh Ekspor Migas Dan Non Migas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Periode 2004-2018 Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Doni, Amsah Hendri., Sentosa, Sri Ulfah & Aimon, Hasdi. 2012. Prospek Perdagangan Internasional Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Jurnak Ekonomi. No 1. Vol 1. Mei 2012. Gandhi, Prima. 2014. Analisis Kualitatif Nilai Ekspor Migas Indonesia Dan Kepemilikan Blok Migas Oleh Perusahaan Asing Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pertanian, Sumber daya dan Lingkungan. No 1. Vol 1. Putra. M. Umar Maya, Damanik Syafrida. 2017. Pengaruh Ekspor Migas Dan Non Migas Terhadap Posisi Cadangan Devisa Di Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. No 02. Vol 7. Pitoko Ridwan Aji. 2018. Ini Faktor Penyebab Turunnya Target Lifting Minyak Bumi Tahun 2019. Diperoleh Pada 18 Agustus 2018. Ekonomi Bisnis Dari penyebab-turunnya-target-lifting-minyak-bumi-tahun-2019 Purba, Elvis F., Tobing, L Juliana & Esther, Dame. 2012. Ekonomi Indonesia, Edisi Kedua, cetakan Kedua, Medan Universitas HKBP Nommensen Purba, Martin Luter dan Nababan, Ade. R. Y Yanti. 2019. Peramalan Pasar Barang dan Pasar Uang Yang Terjadi Di Indonesia Kajian Pada Model Mundell-Fleming. Jurnal Of Economics And Business. No 1 . Vol 1 Razak, Mashur, Jaya Indra, M Ihsan. 2014. Pengaruh Ekspor Migas Dan Non Migas Terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia. Vol IV. Juli 2013. Rizky, Reza Lainatul, Agustin Grisvia, Mukhlis Imam. 2016. Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia. JESP-Vol. 8, No 1 Maret 2016. Meiline Sihombing1, Jusmer Sihotang2, Martin Luter Purba 3 / JEB Online Vol. 02 No. 02 Maret 2021 51 Setiawan, Andi Tri. 2019. Pengaruh Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing, Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 2003-2017. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Brawijaya. Wikipedia. 2020. Penanaman Modal Asing. Diperoleh pada 31 oktober 2020. dari Https// ... This is intended to stimulate economic growth in Indonesia and expand domestic and international markets. [12] . ...... Export is an activity carried out to sell goods and services produced by one country to another. According to Sihombing et al., 2021 exports are divided into two categories, namely oil and gas exports oil and gas and exports other than oil and gas non-oil and gas. The contribution of non-oil and gas export commodities in Indonesia is in fact greater than that of oil and gas export commodities. ...Economic growth can be a benchmark for a country's welfare and play a role as a determinant and direction for future development. This study aims to analyze the factors that influence the economic growth of 6 islands in Indonesia Sumatra, Java, Bali and Nusa Tenggara, Borneo, Sulawesi, Maluku and Papua. The following factors were selected for analysis government expenditure, non-oil and gas exports, investment, population, and the number of workers. This study used secondary data from publications by Bank Indonesia, the Central Statistics Agency BPS, the Investment Coordinating Board, the World Bank, and other relevant institutions. The collected data covers the period from 2011 to 2020. This study used quantitative descriptive analysis methods with panel data regression analysis. The results of the regression of panel data show that variables of government spending, investment, and non-oil and gas exports did not have a significant influence on economic growth. In contrast, the number of people and the number of workers significantly influenced the economic growth of 6 islands in Indonesia during the analyzed period. The island with the highest economic growth rate is Sulawesi Island, while Borneo Island has the lowest economic growth rate among the six islands in Indonesia. The development of government spending and the highest value of non-oil and gas exports were led by Jawa Island, while the lowest value came from Bali and Nusa Tenggara islands. In addition, due to the rapid development of the population and becoming an industrial centre area, Jawa Island also has the highest investment development, a dense population and the most labour compared to other islands. Meanwhile, the opposite condition occurs in Maluku Island and Papua. Prima GandhiThe post conference of Time Life Corp in Geneva and the enactment of the Foreign Investment Act of 1967, foreign corporations began to exploit oil and gas in Indonesia. At first, the foreign corporation only managed the upstream oil and gas business. However, the oil and gas Act number 22 of 2001 made the foreign corporations do the business in the downstream sector. Data from the Ministry of Energy and Mineral showed that there was percent of foreign domination in the Indonesian oil and gas industry. Other data showed that the value of exports of oil and gas in Indonesia decreased by the end of July 2013. The existence of these two phenomena of economic resources made the author try to examine the relation between the ownership of oil and gas blocks by foreign companies and the level of oil and gas export value in Indonesia using qualitative methods with critical paradigm. As a result, the number of oil and gas companies in Indonesia was influenced by the attitudes and government regulations, the state of technology and state of the Indonesian economy. The low value of oil and gas exports was as the result of exporting crude oil price with lower pricecompared to that of processed oil. The existence and the number of foreign oil companies influenced the level of oil and gas export value of Indonesia. The more dominated growing number of foreign companies in Indonesia, the less export value of the Indonesian oil and gas would Umar Maya PutraSyafrida DamanikEvery country wants to get welfare. To get welfare, in the context of foreign conduct international trade. Instruments used in international trade is exports that can be used as a driving force in promoting economic development. A difference of a factor of production endowment would enable exports done so between countries will create profits respectively. Exports made by Indonesia in the form of oil and gas and non-oil can help the economy and could add to reserves through other countries. In the time series data 2005 to 2012 by using SPSS 16 the result is that oil and gas exports and a significant positive effect on the foreign exchange reserves but otherwise non-oil exports and no significant negative effect on foreign exchange Utang Luar Negeri Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di IndonesiaWiranti AdamAdam, Wiranti. 2019. Pengaruh Utang Luar Negeri Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Negeri Ekspor Migas Dan Non Migas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi PeriodeMarsha T AndriyaniAndriyani, Marsha. T. 2019. Pengaruh Ekspor Migas Dan Non Migas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Periode 2004-2018 Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Islam Negeri Raden Intan Faktor Penyebab Turunnya Target Lifting Minyak Bumi TahunPitoko Ridwan Aji. 2018. Ini Faktor Penyebab Turunnya Target Lifting Minyak Bumi Tahun 2019. Diperoleh Pada 18 Agustus 2018. Ekonomi Bisnis Dari Pasar Barang dan Pasar Uang Yang Terjadi Di Indonesia Kajian Pada Model Mundell-FlemingElvis F PurbaTobingDame EstherPurba, Elvis F., Tobing, L Juliana & Esther, Dame. 2012. Ekonomi Indonesia, Edisi Kedua, cetakan Kedua, Medan Universitas HKBP Nommensen Purba, Martin Luter dan Nababan, Ade. R. Y Yanti. 2019. Peramalan Pasar Barang dan Pasar Uang Yang Terjadi Di Indonesia Kajian Pada Model Mundell-Fleming. Jurnal Of Economics And Business. No 1. Vol 1Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di IndonesiaReza RizkyAgustin LainatulGrisviaRizky, Reza Lainatul, Agustin Grisvia, Mukhlis Imam. 2016. Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia. JESP-Vol. 8, No 1 Maret Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing, Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia PeriodeAndi SetiawanTriSetiawan, Andi Tri. 2019. Pengaruh Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing, Dan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 2003-2017. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Modal Asing. Diperoleh pada 31 oktober 2020WikipediaWikipedia. 2020. Penanaman Modal Asing. Diperoleh pada 31 oktober 2020. dari Https//
Ekspor adalah kegiatan ekonomi dimana pengusaha memasarkan produk dalam negeri atau lokal ke negara-negara lain dengan tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan. Selain memperoleh keuntungan, ekspor juga memiliki manfaat lain seperti memperluas pasar produk dalam negeri, menambah devisa negara, dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Produk yang diekspor dapat berupa barang migas dan nonmigas. Barang migas adalah barang-barang yang berasal dari hasil tambang berupa minyak dan gas, sedangkan produk nonmigas adalah produk yang tidak termasuk ke dalam hasil tambang seperti produk hasil perkebunan, perikanan, industri, dan lain-lain. Indonesia mengekspor berbagai jenis produk nonmigas ke negara-negara lain dengan tujuan memperluas pasar usaha. Ditambah lagi, dengan melakukan kegiatan ekspor, sobat dapat menjual produknya dengan nilai jual yang lebih tinggi di negara lain. Produk nonmigas yang diekspor pun sangat beragam. Jenis Produk Ekspor NonMigas Indonesia Nah buat kamu yang ingin mencari referensi mengenai produk apa saja yang dihasilkan oleh Indonesia dan banyak di ekspor ke luar negeri, sebagai penambah devisa negara di bidang selain minyak dan gas alam, berikut akan dibahas berbagai contoh barang ekspor nonmigas Indonesia. Baca juga Contoh Barang Kebutuhan Sandang, Pangan dan Papan1. Batu bara Batu bara merupakan produk nonmigas unggul yang sangat banyak diekspor ke negara lain. Nilai ekspor komoditas batu bara mencapai US$ 20,63 miliar pada tahun 2018. Jumlah ini setara dengan 289 triliun dalam rupiah. Alasan yang menjadikan batu bara menjadi produk nonmigas andalan untuk diekspor adalah kegunaannya yang sangat krusial sebagai sumber energi dalam membangkitkan listrik dan bahan bakar pokok dalam proses pembuatan baja dan semen. 2. Minyak sawit CPO Produk nonmigas yang paling banyak diekspor kedua adalah minyak sawit. Nilai ekspor komoditas ini mencapai US$ 17,89 miliar. Hal ini tidak terlalu mengherankan karena seperti yang diketahui, kebun kelapa sawit membentang luas di berbagai daerah di Indonesia. Minyak sawit sendiri banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan minyak goreng, bahan baku atau campuran untuk pembuatan bahan bakar, pembuatan oli atau pelumas, bahan pembuatan makanan, pembuatan kosmetik, cat, pembersih, dempul, dan lain-lain. Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang terkenal di mata dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, sobat kosngosan pastinya sudah tahu bahwa perkembangan produksi kelapa sawit semakin naik drastis. Menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Gapki, per tahun Indonesia dapat menghasilkan paling tidak sekitar 40 juta ton kelapa sawit sejak tahun 2000. Beberapa negara tujuan ekspor Indonesia antara lain RRT, India, Pakistan, Malaysia dan Belanda. 3. Pakaian Sedikit mengejutkan, ternyata pakaian merupakan barang ekspor nonmigas terbesar ketiga di Indonesia. Negara tujuan utama ekspor pakaian jadi Indonesia adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor yang mencapai US$ 3,76 miliar. Jumlah ini setara dengan 50% dari keseluruhan ekspor pakaian jadi. Negara-negara lain yang menjadi pasar pakaian jadi Indonesia adalah Jepang, Jerman, Korea Selatan, Inggris, Australia, Tiongkok, Belgia, Kanada, Uni Emirat Arab, dan lain-lain. 4. Bahan Baku Karet Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir karet terbesar di dunia. Daerah-daerah yang paling banyak memproduksi karet adalah Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat. Kegunaan karet sendiri pastinya sobat kosngósan sudah tahu, yaitu untuk pembuatan berbagai produk, baik produk industri maupun produk rumah tangga. Nilai ekspor karet mencapai angka US$ 56,6 juta. Indonesia sendiri merupakan produsen karet terbesar nomor dua di dunia. Dalam perkembangannya, suplai karet untuk pasar global semakin meningkat. Kebanyakan, provinsi penghasil karet di Indonesia berasal dari Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Kalimantan Barat. Hal ini juga didukung oleh total luas perkebunan karet yang meningkat dengan stabil dalam beberapa dekade terakhir. 5. Biji Kopi Sobat kosngosan suka kopi? Komoditi ini merupakan minuman yang banyak diminati orang dari berbagai belahan dunia. Indonesia memproduksi berbagai jenis kopi dan mengekspornya ke negara-negara lain. Lima jenis kopi yang banyak diekspor adalah kopi arabika toraja asal Sulawesi Selatan, kopi arabika kintanami, kopi arabika flores bajawa, kopi arabika gayo, dan kopi luwak. Beberapa negara yang menjadi pasar kopi Indonesia adalah Amerika Serikat, Jepang, Arab, dan negara-negara di belahan Eropa. Nilai ekspor kopi Indonesia mencapai angka US$ 44,7 juta. Dalam kelompok komoditi agrikultur, kopi memegang peringkat lima besar dalam komoditas ekspor Indonesia. Kopi banyak dikirim ke berbagai negara di dunia. Di Indonesia sendiri, biji kopi hanya tumbuh menjadi tiga macam. Yaitu biji kopi robusta, biji kopi liberika, dan biji kopi arabika. Dalam dunia ekspor, biji kopi robusta merupakan komoditi yang paling banyak di produksi dan memiliki peranan penting bagi komoditas ekspor Indonesia. 6. Tembakau Tembakau merupakan bahan baku untuk membuat rokok. Indonesia mengekspor tembakau ke berbagai negara. Mereka adalah Amerika Serikat dengan jumlah ton, Sri Langka sekitar ton, Belgia sekitar 992,7 ton, Belanda sekitar 871,9 ton, dan Republik Dominika sekitar 753,3 ton 2017. Ekspor yang cukup tinggi ini didukung oleh lima daerah di Indonesia dengan produksi tembakau terbaik yaitu Temanggung, Deli, Lombok, Jember, dan Madura. Beberapa negara yang mengimpor tembakau dari Indonesia adalah Amerika Serikat, Sri Langka, Belgia, Belanda dan Republik Dominika. Dalam pengolahannya sendiri, tembakau merupakan bahan baku utama dalam pembuatan rokok. 7. Biji Nikel Nikel dikenal sebagai jenis logam yang tahan terhadap korosi. Pemanfaatan nikel dapat dilihat dari produksi barang – barang seperti stainless steel, magnet, baterai isi ulang dan lain sebagainya. Hal ini membuat permintaan terhadap produksi nikel makin meningkat dalam perkembangannya. Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor nikel bagi Indonesia adalah Jepang, China, Australia dan Yunani. 8. Produksi Hasil Laut Indonesia terkenal sebagai negara dengan kekayaan laut yang melimpah. Hasil perikanan nya telah diterima sekitar 158 negara di dunia dan mampu bersaing di pasar global. Buat sobat kosngosan yang punya orangtua nelayan, bersyukurlah, karena memang hasil laut kita itu, hasil laut Indonesia yang juga ikut di ekspor antara lain udang, tuna, rumput laut, rajungan, cumi – cumi, dan gurita. Beberapa pasar ekspor yang menjadi tujuan adalah Amerika Serikat, diikuti oleh Tiongkok, Hongkong, Taiwan, Italia, Singapura, Vietnam, Jepang dan Thailand. 9. Kayu dan Furnitur Industri kayu dan furniture termasuk dalam lima industri besar dengan nilai pertumbuhan terbesar di tahun 2019. Mengingat pada tahun – tahun sebelumnya, industri furniture mengalami pencapaian yang cukup baik. Dengan ini, Pemerintah terus berupaya mendorong peningkatan daya saing dalam sektor furniture dengan penjaminan tersedianya bahan baku yang berkualitas. 10. Tekstil dan Produk Tekstil Tesktil dan produk tekstil memilki peluang yang besar dan berdaya saing tinggi dalam peningkatan ekspor di pangsa pasar dunia. Paling tidak untuk saat ini, tekstil telah mencapai 100 negara tujuan ekspor di belahan dunia. Mengingat kemampuan produsen Indonesia yang cukup ahli dalam bidang penelitian dan pengembangan, penguasaan mesin dan alat – alat modern serta desain dan mutu produk yang tinggi mendukung daya saing produk yang semakin ekslusif dalam pasar Internasional. 11. Pulp dan Kertas Daya saing komoditas ekspor pulp dan kertas sangat tinggi dalam pasar global, hal ini didukung oleh tersedianya bahan baku di tanah air yang cukup banyak yaitu kayu. Selain itu juga didukung oleh mesin dan peralatan yang mutakhir. Menurut para ahli, beberapa tujuan ekspor pulp dan kertas di dominasi oleh negara – negara di Asia. 12. Minyak Atsiri Minyak atsiri merupakan bahan baku utama pembuatan parfum. Selain itu, minyak ini juga dipergunakan sebagai bahan baku dalam industri kosmetika, farmasi, dan aromaterapi. Indonesia sendiri merupakan penghasil terbesar nomor dua dengan sekitar 40 jenis minyak atsiri yang telah di kenal dan 12 diantaranya telah dijual ke pasar Internasional. 13. Kayu Manis Indonesia terkenal dengan jenis tanaman rempahnya. Kayu manis termasuk salah satu produk unggulan yang mampu menembus pasar ekspor setelah cengkeh dan pala. Salah satu kayu manis yang umum di budidayakan di Indonesia adalah jenis Cinnamomum Burmanni yang banyak tersebar di daerah Sumatera Barat dan Jambi. Dari tahun ke tahun, permintaan kayu manis terus mengalami peningkatan terutama dari konsumen di Eropa. 14. Ekspor Kulit Beberapa produk berbahan kulit milik Indonesia telah banyak diekspor ke berbagai negara seperti Vietnam dan Tiongkok. Sobat kosngosan pastinya punya dompet atau sepatu kulit, bukan? Selain itu, ada juga produk tas tangan kulit, pakaian dan aksesori yang terbuat dari kulit samak dan sarung tangan. Beberapa produk tersebut merupakan produk unggulan yang cukup diminati di pasar global. 15. Pakaian Jadi Salah satu tujuan pasar utama pakaian jadi Indonesia adalah Amerika Serikat yang disusul dengan Jepang dan Jerman. Ekspor pakaian jadi ini memegang tiga urutan terbesar dalam ekspor nonmigas setelah batu bara dan minyak sawit. Meski begitu, industri pakaian jadi juga masih berkaitan erat dengan industri tekstil yang dalam perkembangannya memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekspor di Indonesia. 16. Produk Elektronika Pemerintah terus berupaya menggencarkan ekspor produk ini ke berbagai negara terutama di tengah terjadinya penurunan impor. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja neraca perdagangan di sektor tersebut. Beberapa produk elektronik yang terus didorong adalah air purifier yang dalam masa percobaan nya diupayakan mampu menembus pasar Amerika dan mesin cuci yang tengah menjajaki pasar di Nigeria. 17. Besi dan Baja Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik BPS, ekspor komoditas nonmigas naik cukup tinggi salah satunya yaitu peningkatan besi dan baja. Negara – negara tujuan ekspor produk ini banyak di ekspor ke China, Korea Selatan dan Taiwan. Adapun kenaikan nilai ekspor untuk besi dan baja mampu mencapai angka yang sangat tinggi, yaitu sekitar USD 130 juta. 18. Tanaman Hias Ternyata, bisnis tanaman hias justru sangat diminati di wilayah – wilayah mancanegara. Dikutip dari website Kementerian Pertanian RI, jumlah ekspor tanaman hias pada periode Januari – April 2019 yaitu sebesar 1470 ton. Beberapa jenis tanaman hias yang terkenal adalah tulip, anggrek, krisan, melati, lily, mawar, flamboyant, heuchera dan lainnya. 19. Lada Hitam Lada hitam banyak diekspor ke negara – negara seperti Vietnam, Amerika Serikat, India, Singapura, dan Spanyol. Umumnya, daerah penghasil lada hitam terbesar di Indonesia adalah Sumatera Selatan yang tercatat melejit pada bulan Maret sebesar 200 persen dibanding bulan sebelumnya. 20. Jagung Dalam sektor pertanian, jagung merupakan salah satu hasil produksi yang mampu menembus pasar ekspor. Sebagaian sobat kósngosan yang tinggal di Indonesia timur juga terbiasa menjadikan jagung sebagai makanan pokok. Negara tujuan utama pengiriman jagung ini adalah Filipina yang dalam catatannya dilepas oleh Gorontalo sekitar ton pada Juni 2020. Hal ini memperlihatkan kinerja ekspor yang cukup baik dalam sektor pertanian Indonesia. 21. Tanaman obat aromatik dan rempah-rempah Daftar tanaman obataromatik dan rempah-rempah yang dipasarkan ke negara lain oleh Indonesia adalah jahe, kunyit, minyak atsiri, lada, kayu manis, pala, vanili, dan cengkeh. Indonesia memang dikenal sebagai negara yang sangat kaya akan rempah-rempah, sehingga wajar saja jika Indonesia bisa mengekspor rempah-rempah dalam jumlah yang besar. Negara-negara yang menjadi pasar tanaman obat aronatik dan rempah-rempah Indonesia adalah Pakistan, Amerika Serikat, Thailand, India, Singapura, Belanda, China, Bangladesh, Vietnam, dan lainnya. 22. Tanaman Hias Di Indonesia dapat ditemukan banyak sekali jenis tanaman hias. Hal ini pun menjadikan Indonesia sebagai salah satu eksportir tanaman hias di dunia. Contoh tanaman hias yang dapat ditemukan di Indonesia dan sudah sering diekspor adalah bunga tilansia, bunga sain polia, aglonema, calonco, anggrek, krisan, tulip, melati, dracaena, heuchera, mawar, lily, flamboyan, dan lain-lain. Tanaman hias Indonesia sudah diekspor ke kurang lebih 30 negara. Mereka adalah Singapura, Malaysia, China, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Amerika Serikat, Inggris, Kuwait, Hongkong, Taiwan, Thailand, Vietnam, Kanada, dan negara lainnya. 23. Udang dan Lobster Udang merupakan makanan laut yang banyak digemari orang dari berbagai kalangan di belahan dunia. Sehingga tidak heran jika permintaan terhadap udang selalu tinggi di pasaran. Indonesia dengan laut yang membentang luas di berbagai daerah sudah lama melakukan ekspor udang ke berbagai negara. Daerah-daerah penghasil udang dan lobster terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung. Sedangkan negara-negara yang memasok udang dari Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, China, Spanyol, Korea Selatan, Perancis, Taipei, Belgia, Singapura, Rusia, Portugal, Denmark, Inggris, Swiss, dan negara lainnya. 24. Ikan Tuna Indonesia merupakan salah satu eksportir ikan tuna terbesar di dunia. Amerika Serikat adalah peminat terbesar yang mengimpor ikan tuna dari Indonesia sebanyak 150/000 ton pada tahun 2017 silam. Jenis-jenis ikan tuna yang ditangkap Indonesia untuk diperdagangkan dan diekspor adalah ikan tongkol, tuna mata besar, sirip biru, dan tuna alalunga. Selain Amerika Serikat, beberapa negara yang juga meminati tuna dari Indonesia adalah Jepang, Australia, Hongkong, Singapura, dan Korea Selatan. 25. Pupuk Pertanian Ekspor pupuk Indonesia mencapai angka ton tercatat hingga April 2020. Indonesia mengekspor pupuk kebanyakan ke negara-negara Asia yakni Filipina, Jepang, Vietnam, Thailand, India, Taiwan, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan China. Negara di luar Asia yang meminati dan menjadi pasar ekspor pupuk Indonesia adalah Amerika Serikat, Australia, Meksiko,Chile, Afrika Selatan, Kolombia, dan Mesir. Jenis pupuk yang biasanya paling banyak diekspor adalah pupuk urea, NPK, Amoniak, serta ZA. 26. Semen Semen merupakan produk nonmigas yang sering digunakan dalam proses pembangunan berbagai jenis bangunan. Pastinya sobat kosngosan juga tahu Indonesia punya pabrik semen terbaik. Selain melakukan penjualan domestik, Indonesia juga mengekspor semen ke negara-negarra lain dengan jumlah yang cukup besar. Bahkan, pada April tercatat bahwa ekspor semen Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sekitar 26,5% atau setara dengan 1,46 juta ton. Negara-negara tujuan ekspor semen Indonesia adalah Bangladesh, India, Sri Lanka, Maladewa, Filipina, Timor Leste, dan negara-negara lainnya. 27. Kakao Cokelat Dalam perkembangannya, industri kakao semakin diminati di pasar Internasional. Kakao dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan dan minuman berbasis coklat diantaranya seperti permen coklat, wafer, roti, biscuit, dan es krim. Hal ini membuat pemerintah terus mengupayakan peningkatan produksi kakao, selain untuk memenuhi tingginya permintaan dalam negeri namun juga untuk menangkap peluang ekspor di pasar Uni Eropa. 28. Biji Alumunium Selama tahun 2000 an, produksi alumunium adalah kekuatan dominan dalam komoditas ekspor Indonesia. Mengingat harga nya yang cukup tinggi membuat industri pertambangan alumunium menjadi sangat menguntungkan. Meski begitu, berdasarkan informasi yang didapat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, produksi alumunium akan mengalami penurunan yang sangat serius dan diperkirakan dapat habis dalam kurun waktu 83 tahun mendatang apabila tingkat produksi semakin diteruskan. Baca juga Contoh Barang Impor dari China Kata Penutup Barang ekspor merupakan salah satu penambah devisa negara, Oleh karena itu penting untuk mengembangkan dan memajukan komoditi ekspor Indonesia terutama di bidang non migas seperti yang sudah dijelaskan di atas Terima kasih sudah mengunjungi blog kosngosan,com, semoga bermanfaat artikel di atas dan sebagai bentuk partisipasi teman-teman juga bisa Klik tombol share di bawah untuk membagikan hati ke ini ke sosial media kalian masing-masing
devisa non migas dari hutan yang menghasilkan banyak devisa adalah